Anuduh, Peji, Biu Lalung dan Kelukuh

Setiap piodalan Hindu Bali dibeberapa tempat pastinya memiliki tradisi unik dan khas. Salah satunya penunjang kesuksesan sebuah upacara agama yaitu prasarana yang lengkap dan wajib ada.


Salah satu prasarana yang wajib ada yakni ANUDUH, PEJI dan BIU LALUNG dan Kelukuh, sebagai media pelengkap sanggar surya.
 
Anuduh Biyu Lalung Kelukuh
Anuduh, Peji, Biu Lalung dan Kelukuh
Contoh: Sanggah Surya Saat Piodalan Ring Pura Ibu

Anuduh, Peji dan Biu Lalung dipakai pada Sanggah Surya atau sanggah Tawang, tetapi apakah kalian tahu makna sebenarnya?
 
Sanggah Surya atau banyak yang menyebut sanggah Agung merupakan simbolis dari linggih Dewa Surya.


Pada Sanggah Surya atau Sanggah Tawang Terdapat Prasarana Upakara Terpenting Seperti:
 
BIYU LALUNG
 
Merupakan pohon pisang yang masing utuh terdapat jantung pisangnya.
Biyu lalung sebagai simbul kekuatan Purusa (centana) dari Sang Hyang Widhi.

 
ANUDUH atau BUAH PINANG MUDA
 
Buah pinang sebagai simbul permohonan umat kepada Ida Sang Hyang Widhi, supaya apa yang dipersembahkan berpahala sesuai dengan persembahannya.

 
BUAH UDUH PEJI
 
Merupakan simbul manefestasi Sang Hyang Widhi sebagai Bathara dan Bathari, Dewa dan Dewi yang ikut menyaksikan persembahan umat, dan memberi anugrah sesuai karmanya.

 
KELUKUH BERISI BEREM
 
Kelukuh terbuat dari pelepah pinang yang dibentuk seperti kantong dan berisi berem. Kelukuh merupakan simbul kekuatan Prakerti (acetana) dari Sang Hyang Widhi. 

Berkekuatan prakerti berarti Beliau memberikan kekuatan pada setiap material yang dipersembahkan sebagai sarana memberikan anugrah kepada Umat Hindu.
 

Jadi persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi harus yang masih segar dan dilandasi rasa bakti yang tulus dan ikhlas.


Menilik tujuan tertinggi dalam ajaran Hindu adalah “ Moksartham jagadhita ya ca iti dharma “ yg artinya dengan dharma kita mewujudkan kedamaian terhadap semua makhluk dan keharmonisan alam semesta serta mencapai pembebasan dari roda samsara.


Jagat Kerti adalah upaya untuk menjaga kesucian atau keharmonisan hubungan antara semua makhluk.


Secara Sekala dilaksanakan dengan cara saling menolong , menghormati dan menjaga keharmonisan hubungan sosial. Termasuk menjaga habitat asli hewan liar.


Secara Niskala dilaksanakan dengan cara Bhuta Yadnya yaitu yadnya yg diselenggarakan bagi sarwa Bhuta ( Makhluk Alam Bawah ), hewan, tumbuh - tumbuhan serta unsur unsur Alam Raya beserta dinamika kekuatanNya berupa haturan segehan, mecaru dan lainnya dengan tujuan menyomiakan kekuatan - kekuatan kegelapan sehingga menjadi damai dan harmonis.

Belum ada Komentar untuk "Anuduh, Peji, Biu Lalung dan Kelukuh"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel