Rahina Kesanga dan Nyepi
Mdelapan.com - Rahina suci Nyepi dirayakan setiap tahun baru saka yang jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) dan dipercaya umat hindu sebagai hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera membawa intisari tirta amerta (air suci kehidupan).
Pembagian Dari Catur Brata Penyepian:
1. Amati Geni artinya tidak menyalakan api,
2. Amati Karya artinya tidak bekerja (beraktifitas),
3. Amati Lelungan artinya tidak berpergian (keluar rumah),
4. Amati Lelanguan artinya tidak mengumbar nafsu indria (hiburan dan senang-senang).
Saat nyepi hendaknya kita bermeditasi, berjapam dan selalu berfikir atau berperilaku baik dalam lingkungan rumah (pekarangan) serta mawas diri.
Rangkaian nyepi ada empat tahap sebelum memulai brata penyepian di hari H (hari Nyepi).
Adapun rangkaian pertama nunas tirta ring segara atau melis, tetapi untuk di daerah Karangasem jarang melakukan melis ke segara karena cukup jro mangku atau salah satu krama desa nunas tirta ring segara.
1. Melis/nunas tirta ring segara,
2. Ngrupuk/pengrupukan (mengarak ogoh-ogoh keliling desa),
3. Brata Penyepian,
4. Ngembak Geni (biasa melakukan banyu pinaruh ke sumber-sumber mata air).
Membuat banten untuk sembahyang di pura dalem Tampuagan, selanjutnya di perempatan jalan Tampuagan melakukan caru dan dilanjutkan dengan mengarak ogoh-ogoh (sandikala).
Ring Parahyangan (Pura Dangkhayangan, Pura Khayangan Tiga, Pura Manca Desa, Pura Subak, Pura Panti, Pura Dadia, Kawitan dan Paibon):
Ngaturan Daksina, Pejati, Sodan Putih Kuning, Canang Sari lan Canang Yasa jangkep.
Untuk dirumah masing-masing, sebelum melakukan Brata Penyepian, saat tawur kesanga atau sehari sebelum Nyepi setiap keluarga besar dalam satu pekarangan rumah hendaknya melakukan pabyakalaan dan upacara tawur kesanga.
Langkah pertama adalah mabuu-buu (pangrupukan dahulu selanjutnya, pabyakalaan lanjut sembahyang ring kemulan lanjut pangrupukan ring desa).
*** Setelah prosesi pabyakalaan baru munggahang/menghaturkan banten penyakcak, sodaan dan pejati ring kemulan dan lainnya.
Setelah dirumah selesai pabyakalaan dan tawur kesanga baru bisa ke banjar/desa untuk mengarak ogoh-ogoh keliling desa.
Berikut beberapa contoh/ jenis banten pebersih dan byakala di Karangasem Bali:
Pembagian Dari Catur Brata Penyepian:
1. Amati Geni artinya tidak menyalakan api,
2. Amati Karya artinya tidak bekerja (beraktifitas),
3. Amati Lelungan artinya tidak berpergian (keluar rumah),
4. Amati Lelanguan artinya tidak mengumbar nafsu indria (hiburan dan senang-senang).
PERSEMBAHYANGAN DI DESA TAMPUAGAN dan UPAKARA TAWUR KESANGA
Rangkaian nyepi ada empat tahap sebelum memulai brata penyepian di hari H (hari Nyepi).
Adapun rangkaian pertama nunas tirta ring segara atau melis, tetapi untuk di daerah Karangasem jarang melakukan melis ke segara karena cukup jro mangku atau salah satu krama desa nunas tirta ring segara.
1. Melis/nunas tirta ring segara,
2. Ngrupuk/pengrupukan (mengarak ogoh-ogoh keliling desa),
3. Brata Penyepian,
4. Ngembak Geni (biasa melakukan banyu pinaruh ke sumber-sumber mata air).
Membuat banten untuk sembahyang di pura dalem Tampuagan, selanjutnya di perempatan jalan Tampuagan melakukan caru dan dilanjutkan dengan mengarak ogoh-ogoh (sandikala).
Ring Parahyangan (Pura Dangkhayangan, Pura Khayangan Tiga, Pura Manca Desa, Pura Subak, Pura Panti, Pura Dadia, Kawitan dan Paibon):
Ngaturan Daksina, Pejati, Sodan Putih Kuning, Canang Sari lan Canang Yasa jangkep.
PERSEMBAHYANGAN RING PAUMAHAN/PURI/GRIYA SUANG-SUANG:
Langkah pertama adalah mabuu-buu (pangrupukan dahulu selanjutnya, pabyakalaan lanjut sembahyang ring kemulan lanjut pangrupukan ring desa).
*** Setelah prosesi pabyakalaan baru munggahang/menghaturkan banten penyakcak, sodaan dan pejati ring kemulan dan lainnya.
Setelah dirumah selesai pabyakalaan dan tawur kesanga baru bisa ke banjar/desa untuk mengarak ogoh-ogoh keliling desa.
Berikut beberapa contoh/ jenis banten pebersih dan byakala di Karangasem Bali:
Banten Byakala
Cara Buat Banten Byakala:
Banten Durmanggala
Jejaitan Durmanggala:
Banten Prayascita
Banten PRAYASCITA sesuai sastra dan perpaduan desa kala patra daerah Karangasem kota, jejaitan dan tentandingan lengkapnya LIHAT DISINI.
*** Persiapkan dahulu Kentongan, Danyuh (daun kelapa kering), api takep 3 pcs, dan sambeh-sambeh dari banjar jika dapat, untuk banten byakala ingat berisi getih celeng.
Pelaksanaan dan Upakara Tawur Kasanga Pada Masing-masing Rumah (Pekarangan) adalah sebagai berikut:
A. Merajan /Sanggah/Rong Tiga:
Pada Pelinggih Rong Tiga menghaturkan Pejatian dan Dinatar Depan Pelinggih Merajan/Sanggah kemulan menghaturkan Segehan Agung Atanding atau Segehan Cacahan 11/33 Tanding dan Sambat Sang Bhuta Bucari
B. Halaman Rumah/Puri/Griya:
Pada Palinggih Panunggun Karang (Tepas), menghaturkan Segehan Manca Warna 9 (Sembilan) tanding dengan olahan ayam brumbu, disertai tetabuhan tuak, arak, berem dan air yang didapatkan dari desa setempat. Sambat Sang Bhuta Raja, Sang Kala Raja.
C. Halaman Luar/Jaba/Lebuh:
Mendirikan Sanggah Cucuk disebelah kanan pintu keluar, dihaturkan Pras, Daksina, Tipat Kelan. Sujang agancet berisi tuak dan arak.
Ring SOR : Segehan Cacahan 108 atanding, ulam jejeroan matah, Segehan agung atanding, Tetabuhan tuak, arak, berem, toya.Banten punika katur ring Sang Buta Kala miwah Sang Kala Bala.
Segehan sampunang ma iwak Lembat Asem (Sate asem)
Kemargiang Sandikala (18:30 Wita)
Keluarga sami tiyosan ring sane durung maketus gigi, mangda ngemargiang pabyakala lan prayascita ring natar suang-suang. Raris kelanturin antuk Pangrupukan (Mabuu-buu ring Paumahan/Puri/Griya Soang-soang).
Untuk Tata Cara/Alur dan Prosedur Pabyakalaan Bisa Baca Pada Link Berikut :
Cara Natab Banten Byakala atau Byakaonan Klik DISINI
PEMBAGIAN BANTEN (DURMANGGALA, BYAKALA, PRAYASCITA) SAAT RAHINA TAWUR KESANGA TIGA BERSAUDARA:
GALERI BANTEN-BANTEN SAAT TAWUR KESANGA NYEPI
Banten Untuk di Sanggah Cucuk:
Sanggah Cucuk Saat Tawur Kesanga:
{Segehan Cacahan 108, Ulam Jejeroan Matah, Segehan Agung Atanding, Tetabuhan Arak, Tuak, Berem, Toya}
Pabykalaan, Durmanggala n Prayascita:
{Tiap Banten Elingan Nunas Tirta Ring Griye}
Segehan Mance Warna Ring Tepas:
Banten Penyacak:
{Banten Penyakcak Dihaturkan di Rong 3 Kemulan}
Banten Pejati:
{Banten Pejati Dihaturkan di Rong 3 Kemulan}
Kejadian Unik Niskala Saat NYEPI (malam hari)
Pada malam hari saat Nyepi, Pulau Bali menjadi sangat gelap gulita walau ada beberapa tempat yang terlihat samar-samar terang karena kemungkinan ada anak kecil/bayi atau orang sakit.
Saat malam hari seperti ini para penekun ilmu kebhatinan atau pengleakan akan menjadi sangat senang, girang untuk 1 malam tersebut.
Para penekun ilmu leak akan berubah wujud menjadi endih leak atau leak bola api yang beterbangan diangkasa dan bisa kita lihat dengan mata telanjang, namun bila tidak bisa, berikut beberapa cara melihat leak menurut beberapa sumber.
Dengan Selendang Orang Tua.
Selendang yang biasanya digunakan ikat pinggang oleh kakek atau nenek yang terbuat dari bahan tembus pandang yang diambil saat senja. Selendang ini ditempelkan di wajah terutama bagian mata untuk mengintip perwujudan leak, ujung kain harus dipegang kedua tangan. Mengintip leak bola api harus dari jarak jauh atau di balik rerimbunan pohon agar tidak terciduk oleh leak.
Dengan Embun Daun Talas.
Pertama cari embun di daun talas dan embun tersebut dicampur dengan air kali kemudian saat tengah malam, telanjang, basahi tubuh dg serana diatas, kemudian menungging lihat dari balik selangkangan di perempatan jalan/di kuburan.
Berendam Telanjang di Ruang Terbuka.
Cara ini bisa dilakukan di sungai atau kolam renang, semua tubuh harus berendam di air hanya hidung dan mata yang diluar, hal ini konon dapat menyamarkan hawa tubuh sehingga para leak bola api tidak bisa melihat kita dan akan beterbangan diatas kita.
Dengan Kotoran Sapi.
Dengan cara bersembunyi di semak-semak di tempat angker kemudian lumuri seluruh tubuh dengan kotoran sapi, tujuannya sama seperti cara sebelumnya maka para leak akan mencium bau kita seperti bau sapi dan menghiraukan kita.
Cara yang paling ampuh dan paling ekstrim adalah dengan meminjam sabuk atau jimat pengeleakan dan tanya cara menggunakannya kepada si empunya jimat, kemudian ikut berubah jadi leak dengan kata lain kita jadi bisa ngeleak walau sementara.
Maka kita bebas bertemu dengan semua leak karena kita juga jadi leak tetapi cara terakhir tidak disarankan karena harus belajar dulu dari sang empunya jimat, jika salah menggunakan jimat tersebut kita bisa gila bahkan sampai meregang nyawa.
Belum ada Komentar untuk "Rahina Kesanga dan Nyepi"
Posting Komentar