Pejati Karangasem dan Denpasar
MDelapan.com - Perbedaan Pejati Karangasem dan Denpasar (Badung) terletak pada prasarana tetandingannya, seperti penyeneng dan bebantenan penyenengnya.
PEJATI KARANGASEM
Yang perlu dipersiapkan cara membuat Pejati Karangasem yakni:
1 tanding Daksina,
1 tanding tipat kelan berisi aledan segi empat, sampiyan pelaus / petangas raka-raka, seperti: pisang 2 biji, buah-buahan, jaje uli begine, Tangkih / celemik isi telur dan kacang saur.
1 tanding bayuan aledan daun pisang berisi canang, pisang 2 biji, buah-buahan dan jaje uli begine.
1 tanding ayunan putih kuning aledan daun berisi penek putih 1,. penek kuning 1, pisang 2 biji, buah-buahan, jaje uli begine,. 1 buah celemik/tangkih isi kacang, saur dan telur, sampaian petangas/plaus.
1 tanding pejatian berisi aledan sayut, sampain pejati, satu ikat bantal pasung, tulung urip dan tulung jongkok berisi ajengan meure/mecampur kacang saur,. 1 buah tumpeng berisi gontang karang/mahkota isi kuangen 1 biji,. kojong rangkat isi kacang, saur, telur dan isi raka-raka seperti pisang 2 biji, buah-buahan, jaje uli begine.
1 tanding peras berisi aledan peras, sampaian peras, tumpeng 2 biji, satu buah-buahan,. kojong rangkat berisi kacang, saur, telur/ayam, pisang 2 biji, buah-buahan dan jaje uli begine.
Contoh, Pejati Karangasem:
Bagian-bagian Pejatian Karangasem:
Isi Pejati Karangasem Belum Lengkap, seperti gambar diatas
Gambar diatas merupakan Pejati Karangasem Yang Sudah Berisi Sampian dan Canang
PERBEDAAN PEJATI KARANGASEM DAN DENPASAR:
* Terletak pada tetandingannya dan jenis pejatiannya, seperti pejati karangasem tidak terdapat sampian penyeneng tetapi berisi tetandingan bebanten pejatian.
* Karangasem tetandingan tipat kelannya berisi rake-rake lengkap (jaje, biyu, buah dan lainnya), jikalau pejatian sesuai sastra kalau tipat kelan ya hanya tipat kelan saja.
PEJATI DENPASAR/Sesuai Sastra:
1 tanding daksina,
1 buah sampian penyeneng, isi segau, bunga lengkap, beras, pis bolong/logam dan benang.
1 buah segehan.
1 tanding tipat kelan, Aledan segi empat, sampian petangas/plaus, 1 buah tangkih/celemik isi kacang saur, telur.
1 tanding bayuan, aledan daun pisang, 1 buah canang, isi raka" seperti 2 biji pisang, buah-buahan dan jaje uli begine.
1 tanding ayunan/soda, aledan daun pisang, sampian plaus, penek 2 biji 1 buah tangkih/ celemik isi kacang,. saur, telur dan raka" seperti pisang 2 biji, buah-buahan, jaje uli begine.
1 tanding peras, aledan peras, sampian peras, 1 buah kojong rangkat isi kacang,. saur telur/ayam, 2 biji tumpeng dan raka" seperti pisang 2 biji, buah-buahan, jaje uli begine.
Note: semua banten/tandingan wajib berisi canang.
Bukan berarti Pejati di karangasem itu tidak lengkap atau salah, karena kembali ke niat, keyakinan dan tradisi yang sudah berjalan bertahun-tahun sehingga dipercaya sebagai prasarana upasaksi upakara.
Pejati Sesuai Sastra Weda
Tulung Urip seperti gambar diatas merupakan salah satu prasarana pelengkap pejatian, sebagai simbolisasi penghidupan.
Dilihat dari kosa katanya tulung berarti menolong, ditolong dan Urip berarti hidup atau kehidupan.
Gambar dibawah ini merupakan pelengkap prasarana bebantenan pejati ring sanggah cucuk. Dipergunakan saat rahina suci nyepi utawi penampahan galungan atau rahina suci siosan.
Pejatian Untuk Sanggah Cucuk
Penjelasan bahan atau prasarana dari Banten Pejati yang kami bahas ini bersumber dari/ menurut "Lontar Tegesing Sarwa Banten".
FILOSOFI BAGIAN-BAGIAN ISI PEJATI:
Mengenai Rerasmen:
“Kacang; ngamedalang pengrasa tunggal,
Komak; sane kakalih sampun masikian“.
Artinya: Kacang-kacangan menyebabkan perasaan itu menjadi menyatu, kacang komak yang terbelah dua itu sudah menyatu.
“Ulam; iwak; rawos sane becik rinengo”.
Artinya: Ulam atau ikan yang dipakai sarana rerasmen itu sebagai lambang bicara yang baik untuk didengarkan.
Mengenai Buah-buahan:
“Sarwa wija; sakalwiring, gawe; sane tatiga ngamedalang pangrasa hayu, ngalangin ring kahuripan“.
Artinya: Segala jenis buah-buahan merupakan hasil segala perbuatan, yaitu perbuatan tiga macam atau disebut Tri Kaya Parisudha,. yang menyebabkan perasaan menjadi baik dan dapat memberikan penerangan pada kehidupan.
Mengenai Kue/Jajan:
“Gina; wruh, uli abang putih; liang apadang; patut ning rama rena.
Dodol; pangan, pangening citta satya,
Wajik; rasaning sastra,
Bantal; phalaning hana nora,
Satuh; tempani, tiru-tiruan“.
Artinya: Gina adalah lambang mengetahui, Jaje Uli merah dan Jaje Uli putih adalah lambang kegembiraan yang terang, bhakti terhadap guru rupaka (ayah-ibu).
Dodol adalah lambang pikiran menjadi setia, wajik adalah lambang kesenangan mempelajari sastra. Bantal adalah lambang dari hasil yang sungguh-sungguh dan tidak,. dan
Satuh adalah lambang patut yang ditirukan.
Mengenai Bahan Porosan:
“Sedah; hiking mangde hita wasana, ngaraning matut halyus hasanak, makadang mitra, kasih kumasih“.
Artinya: Sirih dan pinang itu lambang dari yang membuatnya kesejahteraan/kerahayuan, berawal dari dasar pemikirannya yang baik, cocok dengan keadaannya, bersaudara dalam keluarga, bertetangga dan berkawan.
Demikian kupasan banten Pejati, baik (upakara) maupun kajian filosofisnya,. sehingga dengan pemahaman ini dapat menumbuhkan kesadaran, keyakinan, dan kemantapan umat Hindu dalam membuat dan menghaturkan Banten Pejati dan melaksanakan ajaran agama Hindu yang penuh dengan simbol-simbol.
Sehingga dapat mengikis dogma “Anak Mula Keto” di masa yang akan datang. Svaha.
Belum ada Komentar untuk "Pejati Karangasem dan Denpasar"
Posting Komentar